Connect with us

General News

PM Netanyahu Blak-blakan Akui Israel Dalang Dibalik Serangan Pager di Lebanon

REUTERS/Craig Hudson

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk pertama kalinya mengakui bahwa Israel bertanggung jawab atas ledakan ratusan perangkat pager di Lebanon pada September lalu.

Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu menyampaikan pengakuan ini dalam rapat kabinet, menyebut bahwa operasi penyadapan dan pemusnahan yang menargetkan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah dimulai meskipun ada penolakan dari sejumlah pejabat senior di lembaga keamanan dan eselon politik terkait.

Salah satu pejabat Israel mengonfirmasi pernyataan tersebut kepada CNN, menjadikannya pengakuan resmi pertama dari Israel terkait peran mereka dalam serangan di Lebanon. Pemerintah juga memutuskan untuk menyampaikan penjelasan ini kepada media, yang dipandang sebagai sinyal kuat bahwa Israel berada di balik operasi tersebut.

Media setempat menafsirkan pernyataan Netanyahu sebagai kritik tersirat terhadap militer dan lembaga intelijen, serta indikasi ketidaksetujuan dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang sebelumnya terlibat perselisihan dengan Netanyahu.

Pada 17 September, Lebanon diguncang ledakan pager dan perangkat walkie-talkie, menyebabkan 37 korban jiwa dan hampir 3.000 orang terluka. Sehari setelah kejadian, Menteri Pertahanan Israel, Gallant, mengakui peran Israel dan memuji pasukan pertahanan mereka (IDF), menyebut bahwa Israel telah memasuki fase baru dalam konflik dan membutuhkan keteguhan serta keberanian.

Kurang dari dua pekan setelah ledakan tersebut, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut. Israel kemudian semakin intensif melancarkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon, dengan mengklaim bahwa sasaran mereka adalah infrastruktur Hizbullah.

Pada 1 Oktober, Israel melancarkan invasi ke Lebanon, memicu respons balasan dari Hizbullah yang menyerang balik pasukan Israel.

Netanyahu juga mengakui bahwa dirinya menyetujui serangan yang menargetkan perangkat komunikasi anggota Hizbullah. Operasi tersebut berdampak besar, menewaskan 42 orang termasuk anak-anak, serta melukai lebih dari 3.000 warga sipil di berbagai lokasi di Lebanon.

Netanyahu secara terbuka mengonfirmasi keterlibatan Israel dalam operasi ini, menjadikannya pengakuan resmi pertama terkait serangan yang berawal dari ledakan perangkat komunikasi di Lebanon.

Konflik yang berlangsung ini berlanjut dari agresi Israel terhadap Gaza pada Oktober 2023, yang didasari oleh alasan memerangi Hamas. Hizbullah, bagian dari Front Perlawanan yang didukung Iran bersama Hamas, terus terlibat dalam perlawanan terhadap Israel di Timur Tengah.

Exit mobile version