Connect with us

General News

SBY Tegaskan Prajurit TNI Aktif Harus Mundur Jika Ingin Berpolitik

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan bahwa prajurit TNI aktif harus mundur dari militer jika ingin masuk ke dunia politik. Pernyataan ini disampaikan SBY saat memberikan pengarahan kepada kader Partai Demokrat di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025).

Mengenang Perjalanan Politiknya

Dalam kesempatan tersebut, SBY mengenang momen ketika diajak oleh Ventje Rumangkang untuk mendirikan Partai Demokrat. Awalnya, ia belum tergerak oleh ajakan itu, namun akhirnya menyadari pentingnya partai politik sebagai sarana perjuangan dalam demokrasi.

“Saya masih belum tergerak, tetapi Pak Ventje bilang, ‘Tolong bapak pertimbangkan, pak. Ini kan sarana perjuangan dalam demokrasi, mesti ada partai politik’,” ujar SBY.

Mendengar itu, SBY teringat pengalaman saat menjabat sebagai Ketua Reformasi ABRI. Dalam semangat reformasi, ia menegaskan bahwa TNI aktif tabu untuk memasuki dunia politik atau politik praktis.

“Dulu waktu saya masih di militer, dalam semangat reformasi, TNI aktif itu tabu untuk memasuki dunia politik. Itu salah satu doktrin yang kami keluarkan saat reformasi ABRI, di mana saya menjadi ketua tim reformasinya,” jelasnya.

Prajurit TNI Harus Mundur Jika Ingin Berpolitik

SBY menekankan bahwa seorang prajurit TNI harus pensiun terlebih dahulu jika ingin terjun ke dunia politik.

“Kalau masih jadi jenderal aktif, jangan berpolitik. Kalau mau berpolitik, pensiun,” tegasnya.

Ia kemudian mencontohkan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang mundur dari dunia militer pada 2016 untuk berkarier di dunia politik.

“Ketua Umum AHY dan beberapa mantan perwira militer yang dulunya memiliki karier cemerlang, ketika ingin berpindah dari dunia militer ke pemerintahan atau politik, syaratnya harus mundur. Itu adalah salah satu prinsip yang kami gagas dulu,” ungkap SBY.

Perjalanan Politik SBY dan Lahirnya Partai Demokrat

SBY juga mengenang perjalanannya dalam dunia politik. Ia bercerita bahwa setelah dibebastugaskan dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam) pada 2001, ia menerima keputusan tersebut dengan ikhlas.

“Saya menerima pembebasan itu dengan ikhlas. Saya yakin Presiden Gus Dur memiliki pertimbangan yang baik untuk membebaskan saya dari jabatan Menko Polsoskam, yang kemudian menjadi Menko Polkam,” tuturnya.

Setelah itu, muncul gagasan untuk mendirikan Partai Demokrat sebagai sarana perjuangan dalam demokrasi.

“Saat itu, almarhum Ventje Rumangkang berkata, ‘Bapak mengapa kita tidak mendirikan partai politik? Karena kemarin Pak SBY kalah dalam pemilihan wapres yang dipilih MPR RI’. Saya pernah kalah, dan kalah itu indah jika kita menerimanya dengan ikhlas dan berjuang kembali dengan tekad yang bulat,” kenang SBY.

SBY menegaskan bahwa prajurit TNI aktif tidak boleh berpolitik dan harus pensiun terlebih dahulu jika ingin berkarier di dunia pemerintahan atau politik. Hal ini merupakan bagian dari semangat reformasi yang ia gagas saat masih berada di militer.

Sebagai contoh, AHY dan beberapa mantan perwira militer lainnya telah mengikuti prinsip ini dengan mengundurkan diri sebelum terjun ke dunia politik. SBY juga mengingatkan pentingnya partai politik sebagai sarana perjuangan dalam demokrasi, yang menjadi latar belakang berdirinya Partai Demokrat.

Exit mobile version