Connect with us

General News

Olahraga Hits Bernama Padel: Seru, Sosial, tapi Kena Pajak?

Unsplash/Gabriel Martin

SPILLS.CO.ID, Jakarta — Dalam beberapa tahun terakhir, padel menjadi salah satu olahraga yang paling digemari kaum urban, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Kombinasi antara tenis dan squash ini tak hanya seru dimainkan, tetapi juga membuka ruang pertemanan baru lewat komunitas-komunitas yang terus berkembang.

Namun, di tengah popularitasnya yang meroket, para pemain mulai mengeluhkan tingginya biaya bermain padel, terutama dengan adanya kabar bahwa lapangan padel kini dikenakan pajak sebesar 10%.

“Kecewa banget sih, masa olahraga aja sekarang kena pajak? Harga sewa lapangannya aja udah mahal,” ujar Retha, salah satu pemain aktif yang biasa bermain padel dua kali seminggu.


“Dulu kita pikir tenis itu mahal, sekarang ternyata padel lebih mahal,” tambahnya.

Harga Sewa Lapangan Mencapai Jutaan Rupiah

Menurut Retha, saat ini harga sewa lapangan padel di Jakarta berkisar antara Rp600 ribu hingga Rp1 juta per jam. Jika bermain secara patungan, satu orang rata-rata mengeluarkan biaya sekitar Rp100 ribu hingga Rp160 ribu, tergantung lokasi dan fasilitas.

“Kita mainnya pindah-pindah, tergantung lapangan yang kosong. Sekarang lapangan memang makin banyak, tapi jam kosong tetap rebutan,” jelasnya.

Dengan tren harga yang terus meningkat ditambah pajak, banyak pemain yang mulai mempertimbangkan kembali hobi ini.

“Kita lihat nanti, sih. Harapannya sih ada batas harga maksimum atau minimum yang lebih adil,” ungkap Retha.

Komunitas Jadi Solusi Sementara

Sementara itu, Cimut, salah satu pengurus komunitas padel di Jakarta, menyebutkan bahwa komunitas memiliki peran penting dalam menekan biaya dan membangun solidaritas antar pemain.

“Di komunitas aku, biasanya kita split bill bareng. Udah termasuk mini snack, ion water, bola, dan main bareng satu court,” katanya.

Meskipun demikian, para pemain tetap harus menyediakan perlengkapan pribadi. Raket padel memang tersedia untuk disewa di lapangan, namun banyak yang memilih membawa raket sendiri karena preferensi bentuk dan grip raket yang berbeda-beda.

“Ada kok sewa raket di lapangan, tapi biasanya member udah punya raket sendiri karena tiap orang beda-beda sukanya,” tambahnya.

Olahraga atau Gaya Hidup?

Padel kini bukan sekadar olahraga, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup kaum muda perkotaan. Komunitas, gaya bermain yang kasual, serta nuansa sosial yang kuat membuat padel diminati berbagai kalangan.

Namun, dengan biaya yang kian meningkat dan akses yang masih terbatas, muncul pertanyaan: akankah padel bertahan sebagai tren jangka panjang, atau hanya menjadi fenomena sementara?

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version