Connect with us

General News

Israel DIkabarkan Lancarkan Serangan Udara di Lebanon, Langgar Gencatan Senjata

REUTERS/Aziz Taher

SPILLS.CO.ID, Jakarta –  Pesawat tempur Israel dikabarkan melancarkan serangan udara di tiga wilayah di Lebanon Selatan pada Kamis (2/1/2025), menambah daftar pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 27 November 2024.

Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), serangan udara pertama menghantam area Barij di pinggiran utara Iqlim Al-Tuffah, Distrik Nabatieh. Serangan kedua menyasar wilayah antara Zhalta dan Jbaa di distrik yang sama. Sementara itu, serangan ketiga diarahkan ke Gunung Al-Rihan di Distrik Jezzine, Lebanon Selatan.

Klaim Militer Israel

Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan infrastruktur militer Hizbullah.

“Pesawat tempur kami menghancurkan platform peluncur roket jarak menengah yang digunakan oleh Hizbullah di sebuah situs militer milik organisasi tersebut di Lebanon Selatan,” demikian pernyataan resmi mereka.

Selain itu, Israel juga menyatakan bahwa situs militer lain di wilayah Nabatieh, bersama dengan platform peluncur roket tambahan, menjadi target serangan udara mereka.

Pelanggaran Gencatan Senjata

Pada Kamis pagi, patroli militer Israel untuk pertama kalinya sejak 27 November memasuki kota Beit Lif di Lebanon Selatan. Pelanggaran ini menjadikan total pelanggaran kesepakatan gencatan senjata oleh Israel mencapai 349 kali, berdasarkan data yang dihimpun Anadolu Agency dari otoritas Lebanon.

Sesuai ketentuan gencatan senjata, Israel diwajibkan menarik pasukannya ke selatan Garis Biru, perbatasan de facto antara Lebanon dan Israel. Sementara itu, tentara Lebanon harus dikerahkan di wilayah selatan dalam waktu 60 hari.

Korban dan Dampak Serangan

Sejak serangan Israel terhadap Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan setidaknya: 4.063 warga meninggal dunia, termasuk perempuan, anak-anak, dan petugas kesehatan dan 16.664 orang terluka.

Serangan terbaru ini kembali meningkatkan ketegangan di wilayah yang telah lama menjadi pusat konflik antara Israel dan Hizbullah.

Exit mobile version