Business News
Irlandia Alami Surplus Anggaran, Terlalu Banyak Duit, Bingung Membelanjakan
SPILLS.CO.ID, Dublin – Pemerintah Irlandia mencatat surplus anggaran hampir mencapai US$8 miliar atau sekitar Rp126 triliun pada tahun 2024, dengan pertumbuhan lima kali lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketika negara-negara Eropa lain, seperti Inggris dan Prancis, bergulat dengan kenaikan pajak, Irlandia justru menikmati kestabilan fiskal yang luar biasa. Berdasarkan laporan The Economist, Irlandia berada dalam posisi surplus di saat negara-negara tetangganya menghadapi defisit anggaran.
Pada September 2024, Irlandia bahkan berupaya untuk menolak putusan Pengadilan Eropa yang mengharuskan perusahaan Apple membayar pajak sebesar US$14 miliar atau sekitar Rp220 triliun, ditambah bunga Rp17 triliun, untuk kewajiban pajak selama 15 hingga 20 tahun. Keputusan ini menuai perhatian banyak pihak karena Irlandia justru memihak Apple dalam sengketa tersebut, dengan alasan bahwa perusahaan tersebut tidak melanggar aturan pajak negara.
The Economist melaporkan bahwa perekonomian Irlandia berada dalam kondisi yang sangat baik, dengan estimasi pertumbuhan pendapatan nasional bruto sebesar 4,9% pada 2024 dan 2,7% pada 2025.
Tingkat pengangguran di negara tersebut hanya mencapai 4,3%, sementara inflasi berhasil ditekan hingga di bawah 2%. Bahkan tanpa “bonus” dari Apple, posisi fiskal Irlandia sudah solid, dengan surplus anggaran yang diperkirakan mencapai 7,5% dari pendapatan nasional tahun ini dan 2,9% pada tahun depan.
Menurut ekonom Irlandia, David McWilliams, kondisi ekonomi yang stabil ini merupakan hasil dari kebijakan jangka panjang yang diterapkan selama beberapa dekade terakhir. Irlandia sejak tahun 1950-an telah menarik perusahaan multinasional, terutama dari Amerika Serikat, dengan menawarkan tarif pajak perusahaan yang kompetitif, yaitu 12,5%.
Strategi tersebut berhasil meningkatkan penerimaan pajak perusahaan yang signifikan. Pada 2015, penerimaan pajak perusahaan mencapai €7 miliar atau sekitar Rp119,6 triliun, dan meningkat menjadi €24 miliar atau sekitar Rp410,1 triliun pada 2023. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai €30 miliar atau Rp512,6 triliun per tahun pada akhir 2020-an.
Namun, tingginya ketergantungan pada pajak dari sejumlah perusahaan besar, seperti Apple, Google, dan Meta, menciptakan basis pajak yang sempit bagi Irlandia. Pada 2022, hanya sepuluh perusahaan yang menyumbang sekitar 60% dari total penerimaan pajak perusahaan. Irlandia mulai menyadari potensi risiko dari ketergantungan ini dan pada tahun 2021 setuju untuk menaikkan tarif pajak perusahaan.
Dengan surplus keuangan yang melimpah, Irlandia kini menghadapi tantangan bagaimana membelanjakan dana tersebut secara tepat dan berkelanjutan. Kondisi ini menjadi dilema yang unik, terutama karena banyak negara Eropa saat ini justru berjuang menyeimbangkan anggaran mereka. Irlandia dihadapkan pada kebutuhan untuk mengelola surplus ini dengan bijaksana agar tidak memicu ketidakstabilan ekonomi di masa mendatang.