General News
Patung Penyu Senilai Rp15,6 Miliar di Sukabumi Jadi Sorotan usai Telihat Terbuat dari Kardus

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Patung penyu yang menjadi ikon Alun-Alun Gadobangkong, Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kini menjadi sorotan setelah ditemukan dalam kondisi rusak. Yang mengejutkan, meskipun proyek ini menelan anggaran sebesar Rp15,6 miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2023, patung tersebut ternyata menggunakan kardus sebagai bagian dari strukturnya.
Kerusakan dan Sorotan Publik
Warga menemukan bagian cangkang patung yang terkelupas, mengungkapkan struktur dalam yang diduga menggunakan kardus dan rangka kayu. Temuan ini menimbulkan keheranan masyarakat, mengingat dana yang dikeluarkan sangat besar.
Pihak kontraktor mengklarifikasi bahwa kardus digunakan sebagai media agar resin dan fiberglass dapat menempel dengan baik. Namun, penjelasan ini tetap menuai kritik tajam dari netizen yang mempertanyakan ketahanan serta kualitas pengerjaan proyek.
Viralnya berita ini membuat warganet menyentil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan meminta agar proyek tersebut diperiksa.
Selain patung penyu, fasilitas lain di Alun-Alun Gadobangkong, seperti jogging track, juga mengalami kerusakan akibat terjangan ombak sejak pertengahan Februari 2025.
Tanggapan Pihak Berwenang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu anggaran dari Dinas Perkim untuk melakukan perbaikan.
“Anggarannya tidak berada di DLH, melainkan di Perkim. Kami hanya sebagai pengelola, dan saat ini masih menunggu anggaran dari Perkim untuk perbaikan,” ujar Prasetyo, Selasa (18/2/2025).
Sementara itu, Anggota DPRD Sukabumi, Hamzah Gurnita, menyayangkan kondisi ini, mengingat anggaran yang dikeluarkan cukup besar.
“Seharusnya perencanaan pembangunan dilakukan lebih matang, terutama karena lokasi ini berada di dekat pantai. Saya berharap Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi yang baru segera menangani masalah ini agar tidak terlihat seperti pembiaran,” tegas Hamzah.
Penjelasan Kontraktor
Terkait serah terima proyek, rekanan pembangunan Alun-Alun Gadobangkong, Imran Firdaus, menjelaskan bahwa masa pemeliharaan sudah selesai sejak Agustus 2024.
“Masa pemeliharaan berlangsung selama enam bulan, terhitung sejak serah terima pertama pada Februari 2024 dan serah terima kedua pada Agustus 2024. Serah terima dari Pemerintah Provinsi ke Kabupaten Sukabumi dilakukan pada September 2024,” ujar Imran, Kamis (20/2/2025).
Terkait jebolnya fondasi akibat terjangan ombak, Imran mengakui bahwa desain awal tidak dirancang untuk menghadapi gelombang laut secara langsung.
“Pada saat survei sebelum pembangunan, jarak deburan ombak ke alun-alun sekitar 70 meter, sehingga tidak dipersiapkan untuk berhadapan langsung dengan ombak,” jelas Imran.
Menurutnya, pada tahap perencanaan, ada dua opsi, yaitu membangun pemecah ombak terlebih dahulu atau langsung membangun alun-alun. Karena anggaran tidak mencukupi untuk keduanya, maka diputuskan untuk membangun alun-alun terlebih dahulu.
Namun, dalam perjalanannya, alun-alun terkena dampak banjir rob yang tidak terprediksi oleh tim perencana maupun kontraktor.
“Kami sudah mengerjakan proyek ini sesuai desain perencana. Namun, adanya bencana alam seperti ombak pasang berada di luar kendali kami,” tambah Imran.
Publik kini menanti langkah selanjutnya dari pemerintah daerah dan pihak terkait dalam menangani permasalahan ini, mengingat besarnya dana yang telah digelontorkan untuk pembangunan Alun-Alun Gadobangkong dan patung penyu tersebut.