General News
Gereja di Swiss Pakai Hologram Yesus Berbasis AI Untuk Pengakuan Dosa

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Sebuah gereja di Kota Lucerne, Gereja Saint Peter, menjadi sorotan setelah memperkenalkan instalasi teknologi yang memadukan hologram dengan kecerdasan buatan (AI). Instalasi ini, yang menyerupai ruang pengakuan dosa, diberi nama “Deus in Machina”. Namun, informasi yang beredar bahwa instalasi ini digunakan untuk pengakuan dosa dinyatakan tidak benar.
Instalasi “Deus in Machina” diluncurkan pada Agustus 2024 sebagai bagian dari inovasi realitas imersif oleh peneliti universitas setempat. Instalasi ini menampilkan hologram Yesus yang dirancang untuk berdiskusi dengan pengunjung tentang agama dan kitab suci.
Marco Schmid, seorang teolog yang berafiliasi dengan Gereja Saint Peter, menjelaskan bahwa instalasi ini hanyalah sebuah eksperimen. “Instalasi ini bukan ruang pengakuan dosa yang sebenarnya. Kami juga menyarankan pengunjung untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi apa pun,” tegasnya.
Fakta di Balik Instalasi
Berbeda dari narasi yang beredar di media sosial, instalasi ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan imam dalam ruang pengakuan dosa. Berikut penjelasan lebih lanjut:
- Bukan Ruang Sakral
Meskipun menyerupai ruang pengakuan dosa, instalasi tersebut tidak memiliki fungsi sakral sebagaimana ruang pengakuan dosa asli dalam tradisi Katolik. - Bukan Pengganti Sakramen Rekonsiliasi
Menurut Thomas Rausch, seorang profesor teologi di Universitas Loyola Marymount, instalasi ini tidak dapat menggantikan sakramen rekonsiliasi Katolik. Dalam hukum kanon Gereja Katolik (965 dan 966), hanya seorang imam yang dapat mendengar pengakuan dosa. - Imbauan dari Gereja
Pihak Gereja Saint Peter mengimbau pengunjung untuk tidak memberikan data pribadi saat berdiskusi dengan AI dalam instalasi ini.
Pandangan Teologi dan Teknologi
Gagasan tentang penggunaan teknologi, termasuk pengakuan dosa virtual, telah dibahas selama berabad-abad. Namun, Vatikan secara tegas menolak ide ini. Instalasi seperti “Deus in Machina” lebih bertujuan untuk eksplorasi teologi dan teknologi, bukan sebagai pengganti ritual keagamaan.
Dengan demikian, instalasi AI Yesus di Gereja Saint Peter adalah sebuah eksperimen interaktif dan bukan ruang pengakuan dosa yang sebenarnya.