General News
Trump Ancam Hamas, Neraka di Timur Tengah Jika Tak Bebaskan Sandera
SPILLS.CO.ID, Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan peringatan keras kepada Hamas terkait penculikan sandera Israel dalam serangan 7 Oktober. Trump menegaskan bahwa “neraka akan berkobar di Timur Tengah” jika para sandera tidak segera dikembalikan sebelum pelantikannya pada 20 Januari mendatang.
“Ini tidak akan baik bagi Hamas, dan sejujurnya, tidak akan baik bagi siapa pun. Segala kekacauan akan terjadi. Saya tidak perlu mengutarakannya lagi, tapi itulah yang terjadi,” ujar Trump dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, Florida.
Kritik terhadap Hamas dan Serangan 7 Oktober
Trump mengecam keras serangan 7 Oktober dan menyesalkan penculikan sandera, termasuk warga Amerika. Menurutnya, Hamas seharusnya memulangkan para sandera sejak lama dan tidak melakukan serangan yang menyebabkan banyak korban jiwa.
“Seharusnya tidak pernah ada serangan 7 Oktober. Orang-orang melupakan hal itu, tapi memang ada, dan banyak orang dibunuh,” tegasnya.
Trump juga mengungkapkan bahwa ia menerima permohonan dari keluarga korban untuk membantu memulangkan jenazah anak-anak mereka yang menjadi sandera.
“Jika kesepakatan tidak tercapai sebelum saya menjabat, yang sekarang tinggal dua minggu lagi, maka segala kekacauan akan terjadi di Timur Tengah,” tambahnya.
Progres Negosiasi Gencatan Senjata
Steven Charles Witkoff, yang ditunjuk sebagai Utusan Khusus untuk Timur Tengah dalam pemerintahan Trump mendatang, menyampaikan bahwa negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah menunjukkan kemajuan. Negosiasi ini dimediasi oleh AS bersama Qatar dan Mesir, dengan tim dari pemerintahan Presiden Joe Biden memimpin pembicaraan.
Witkoff menyatakan optimisme, menyebut para mediator berhasil mendekatkan kedua pihak. Namun, batas waktu yang semakin dekat membuat situasi semakin tegang.
Respons Hamas terhadap Ancaman Trump
Pada Selasa (7/1/2025), Hamas menolak ancaman Trump dan menegaskan bahwa pembebasan sandera hanya akan dilakukan jika Israel menghentikan kekerasan dan menarik pasukannya dari Gaza.
“Trump terburu-buru mengatakan kami akan dibayar dengan neraka kecuali para sandera dibebaskan secara ‘gratis’ sebelum pelantikannya,” ujar Osama Hamdan, pejabat Hamas, dalam konferensi pers di Algiers.
Hamdan juga mengkritik Trump, meminta pernyataan yang lebih disiplin dan diplomatis. Menurutnya, Israel bertanggung jawab atas gagalnya upaya perdamaian dengan terus melanjutkan agresi militernya.
Jalan Buntu Menuju Kesepakatan
Hamas menegaskan bahwa pembebasan sandera hanya akan terjadi jika Israel sepenuhnya menghentikan perang dan menarik pasukannya. Di sisi lain, Israel menolak mundur sebelum Hamas dihancurkan dan semua sandera dibebaskan.
Dengan waktu yang semakin menipis menjelang pelantikan Trump, banyak pihak memandang 20 Januari sebagai batas waktu tak resmi untuk mencapai kesepakatan damai. Namun, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan, solusi damai masih jauh dari jangkauan.