General News
Menkes: Program Cek Kesehatan Gratis Dimulai 10 Februari di Puskesmas dan Klinik

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa program cek kesehatan gratis akan dimulai pada Senin, 10 Februari 2025, di Puskesmas dan klinik kesehatan di seluruh Indonesia.
“Tanggal 10 Februari ini sudah bisa jalan di Puskesmas dan juga klinik-klinik,” ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Program Kesehatan Terbesar Kemenkes
Budi menyebut program ini sebagai yang terbesar dalam sejarah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) karena akan menjangkau 280 juta warga Indonesia.
“Masyarakat dari bayi baru lahir hingga lansia bisa memanfaatkan layanan ini. Tahun pertama, kalau bisa mencapai 50-60 juta peserta, itu sudah bagus. Tapi harapannya, jumlah peserta akan terus meningkat,” ungkapnya.
Program ini bahkan melampaui cakupan vaksinasi Covid-19 yang menyasar 180 juta orang serta program imunisasi yang menargetkan 70 juta jiwa.
Mekanisme Pelaksanaan
Pemerintah telah menyiagakan 10 ribu Puskesmas dan 15 ribu klinik untuk menjalankan program ini. Warga dapat memanfaatkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis ini sesuai dengan tanggal ulang tahun mereka.
Namun, bagi anak usia sekolah, pemeriksaan akan dilakukan saat tahun ajaran baru, bukan pada saat ulang tahun mereka.
“Untuk anak sekolah, pemeriksaannya dilakukan saat masuk sekolah agar tidak membebani Puskesmas,” jelas Budi.
Hanya Tahap Screening, Bukan Diagnosa dan Pengobatan
Budi menegaskan bahwa program ini hanya berfokus pada screening kesehatan awal, belum sampai ke tahap diagnosa dan pengobatan.
“Yang dilakukan sekarang itu adalah screening, bukan diagnosa. Jika ditemukan indikasi penyakit, peserta disarankan untuk menggunakan BPJS Kesehatan agar dapat memperoleh perawatan lebih lanjut,” terangnya.
Sebagai contoh, jika hasil screening menunjukkan kadar gula darah di atas 200 mg/dL, maka pasien akan diarahkan untuk diagnosa lebih lanjut oleh dokter sebelum diberikan pengobatan.
“Screening ini hanyalah langkah awal untuk mendeteksi potensi penyakit, sementara diagnosa dan pengobatan menjadi tahap selanjutnya,” pungkasnya.