Connect with us

General News

50% Lansia di RI Hidup dengan Bergantung pada Transferan Anak dan Keluarga

Sopir angkutan umum dengan penumpang lansia yang tersenyum ke arah kamera. Unsplash/Adismara Putri Pradiri

SPILLS.CO.ID, Georgia – Populasi lanjut usia di Asia diperkirakan akan meningkat pesat dalam beberapa tahun mendatang, yang menjadi tantangan besar karena sebagian besar lansia tidak memiliki sumber keuangan mandiri yang cukup untuk kebutuhan mereka. Hal ini diungkapkan oleh Aiko Kikkawa, Senior Economist dari Asian Development Bank (ADB), dalam konferensi pers di Tbilisi, Georgia, Kamis (2/5/2024).

Dalam laporan terbaru ADB berjudul Aging Well in Asia, yang dirilis pada Mei 2024, dijelaskan bahwa kesiapan finansial untuk masa tua dapat diukur dengan membandingkan sumber keuangan pensiun terhadap perkiraan konsumsi. Laporan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Asia sangat bergantung pada dukungan keuangan dari keluarga, terutama anak-anak.

Sebagian kecil dari pendapatan lansia berasal dari pekerjaan, usaha, atau pensiun. Ketergantungan pada bantuan keluarga sangat tinggi di Laos (71,8%) dan Kamboja (61,5%), sementara di Tiongkok dan Vietnam, sekitar 83% lansia menerima bantuan keluarga, diikuti oleh Korea Selatan (64%) dan Indonesia (50%).

Ketergantungan ini sering kali dipandang sebagai bentuk timbal balik antara generasi, di mana orang tua mendukung anak-anak saat muda dan, ketika beranjak tua, mereka bergantung pada anak-anak mereka.

Di beberapa negara, seperti Bangladesh (62%) dan India (55%), sebagian besar lansia masih bekerja untuk mencukupi kebutuhan. Namun, seiring bertambahnya usia, jumlah lansia yang bekerja mulai menurun, meski banyak yang tetap bekerja hingga usia 70 dan 80 tahun. Lansia yang bekerja biasanya tidak mendapatkan dana pensiun iuran, dan sistem pensiun di beberapa negara tidak memberi sanksi bagi mereka yang tetap bekerja meskipun sudah pensiun.

Cakupan dana pensiun di Asia sangat beragam, dan cakupannya lebih tinggi di perkotaan dibandingkan pedesaan, serta di sektor formal dibandingkan sektor informal. Program pensiun sosial, yang menyediakan tunjangan bagi lansia tanpa kontribusi, lebih umum di negara-negara seperti Thailand (86%) dan Tiongkok (58%), namun terbatas di Filipina (44%), Korea Selatan (40%), dan Vietnam (28%).

Di kawasan ini, rata-rata sekitar 40% penduduk lansia tidak menerima tunjangan pensiun, baik dari iuran maupun sosial. Di beberapa negara, angkanya bahkan lebih tinggi, seperti Indonesia (90%), Malaysia (85%), India (71%), dan Bangladesh (66%).

ADB merekomendasikan agar setiap negara meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan dana pensiun sejak dini, serta menyediakan sistem pensiun yang adil dan layak bagi lansia. Di Tiongkok, kesadaran akan pentingnya dana pensiun lebih tinggi di perkotaan daripada di pedesaan, dan hal ini diharapkan dapat diterapkan secara luas di kawasan Asia lainnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version