General News
Presiden Suriah Digulingkan, Rezim Keluarga Assad yang Telah Berkuasa 50 Tahun Berakhir

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dilaporkan telah digulingkan oleh pasukan oposisi, menandai berakhirnya kekuasaan rezim keluarga Assad yang telah bertahan selama lebih dari lima dekade. Bashar kini berada di Rusia, di bawah perlindungan sekutunya.
Menurut laporan kantor berita TASS pada Senin (9/12/2024), Bashar dan keluarganya tiba di Moskow dan diberikan suaka atas dasar kemanusiaan.
“Presiden Assad dan anggota keluarganya telah tiba di Moskow,” demikian pernyataan pejabat Rusia yang dikutip TASS.
Setelah berkuasa selama 24 tahun, Bashar yang kini berusia 59 tahun harus meninggalkan tanah kelahirannya.
Sejarah Rezim Keluarga Assad
Kekuasaan Bashar al-Assad melanjutkan dominasi keluarganya dalam politik Suriah, yang dimulai oleh ayahnya, Hafez al-Assad.
- Hafez al-Assad memimpin Suriah selama 29 tahun (1971-2000). Sebelumnya, ia menjabat sebagai Perdana Menteri Suriah pada 1970-1971 setelah melakukan kudeta terhadap Salah Jadid.
- Selama masa pemerintahannya, Hafez menjalankan kepemimpinan otoriter yang didukung oleh Rusia dan Iran.
Hafez awalnya menunjuk adiknya, Rifaat al-Assad, sebagai penerus. Namun, pada 1984, Rifaat mencoba melakukan kudeta saat Hafez sakit. Upaya ini gagal, dan Rifaat diusir dari Suriah. Ia menetap di Prancis hingga kembali ke Suriah pada 2021 setelah terlibat kasus pencucian uang.
Hafez kemudian memilih putra sulungnya, Bassel al-Assad, sebagai penerus. Namun, Bassel meninggal dalam kecelakaan mobil pada 1994. Pilihan terakhir Hafez jatuh kepada putra bungsunya, Bashar, yang kala itu bekerja sebagai dokter tanpa pengalaman politik.
Bashar mengambil alih kekuasaan setelah Hafez meninggal pada tahun 2000.
Hubungan Suriah dengan Rusia dan Iran
Suriah memiliki sejarah panjang hubungan strategis dengan Rusia dan Iran:
- Rusia menjadi sekutu Suriah sejak 1944, memberikan dukungan militer dan diplomatik.
- Pada era Perang Irak-Iran (1980-an), Suriah berpihak pada Iran, memperkuat hubungan dengan negara tersebut.
Dukungan Rusia dan Iran terbukti krusial dalam mempertahankan kekuasaan Bashar selama konflik internal Suriah.
Konflik dan Dampaknya
Rezim keluarga Assad menghadapi berbagai tantangan, termasuk:
- Perang Yom Kippur 1973 melawan Israel, yang menyebabkan Dataran Tinggi Golan jatuh ke tangan Israel hingga saat ini.
- Konflik internal dengan kelompok pemberontak, yang mempercepat kejatuhan Bashar.
Kini, dengan tergulingnya Bashar al-Assad, Suriah memasuki babak baru setelah lebih dari lima dekade di bawah kepemimpinan keluarga Assad.