Connect with us

General News

Trump Salahkan Zelensky atas Perang Rusia-Ukraina, Dukung Pemilu di Ukraina

REUTERS/Nathan Howard

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyalahkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, atas invasi Rusia di Ukraina. Dalam pernyataannya pada Selasa (18/2/2025), Trump menilai bahwa Zelensky seharusnya bisa menghentikan perang sejak awal, tetapi tidak melakukannya.

“Saya rasa saya punya kekuatan untuk mengakhiri perang ini dan saya kira hal itu berjalan baik. Namun hari ini saya mendengar keluhan ‘Ah, kami tidak diundang’. Hei, Anda sudah berperang selama tiga tahun. Seharusnya Anda mengakhirinya setelah tiga tahun. Bahkan mestinya jangan pernah memulainya. Anda bisa saja membuat kesepakatan,” ujar Trump seperti dikutip CNN.

Meskipun mengkritik Zelensky, Trump menyatakan bahwa secara pribadi ia menyukai Presiden Ukraina tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa kepemimpinan tidak hanya soal hubungan pribadi, melainkan bagaimana cara menyelesaikan masalah secara efektif.

Trump Dukung Pemilu di Ukraina, Sejalan dengan Tuntutan Rusia

Saat ditanya mengenai tuntutan Rusia agar Ukraina segera menggelar pemilihan umum, Trump menyiratkan dukungannya terhadap gagasan tersebut.

Rusia menilai bahwa Zelensky tidak lagi sah sebagai presiden, karena masa jabatannya yang dimulai pada 2019 telah melewati batas lima tahun. Namun, Ukraina belum bisa menggelar pemilu karena masih berada dalam status darurat militer akibat perang.

“Mereka ingin duduk di meja perundingan, tetapi Anda bisa mengatakan… bukankah orang-orang Ukraina memiliki suara? Sudah lama sekali sejak kami mengadakan pemilihan umum,” kata Trump seperti dikutip AFP.

Trump juga menegaskan bahwa desakan pemilu ini bukan hanya berasal dari Rusia, tetapi juga dari pihaknya dan negara-negara lain.

AS-Rusia Gelar Pembicaraan Damai, Ukraina Tidak Diundang

Pada Selasa (18/2/2025), delegasi Amerika Serikat dan Rusia mengadakan pembicaraan awal di Arab Saudi untuk mencari solusi atas perang Rusia-Ukraina. Pertemuan ini dilakukan sebagai persiapan sebelum pembicaraan tingkat tinggi antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kesepakatan ini membuat Ukraina dan negara-negara Eropa waspada, karena perundingan dilakukan tanpa melibatkan Kyiv. Padahal, Rusia menginvasi Ukraina karena keinginan Kyiv untuk bergabung dengan NATO.

Zelensky pun mengecam keras pertemuan AS-Rusia dan menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang dibuat tanpa partisipasi negaranya.

“Saya sangat kecewa. Saya dengar mereka kesal karena tidak diberi tempat duduk,” kata Trump saat menanggapi reaksi Ukraina.

“Hari ini saya dengar, oh, baiklah, kami tidak diundang. Nah, Anda sudah berada di sana selama tiga tahun… Anda seharusnya tidak pernah memulainya. Anda seharusnya bisa membuat kesepakatan,” tambahnya.

Trump Yakin Bisa Akhiri Perang, Berencana Bertemu Putin

Trump menyatakan bahwa ia “jauh lebih yakin” dengan kesepakatan damai setelah pembicaraan AS-Rusia di Riyadh.

“Perundingan itu sangat bagus. Rusia ingin melakukan sesuatu. Mereka ingin menghentikan barbarisme yang biadab,” ujar Trump.

Beberapa pemimpin Eropa khawatir bahwa Washington akan memberikan konsesi besar kepada Moskow dan mengubah struktur keamanan di benua Eropa.

Ketika ditanya apakah ia akan bertemu Putin sebelum akhir bulan, Trump menjawab, “Mungkin.”