Connect with us

General News

Prof. Sufmi Dasco Ahmad : Tokoh Negarawan Jembatan Diplomasi

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Politik Indonesia adalah panggung penuh dinamika, di mana tak semua peristiwa terlihat di permukaan. Di balik hiruk pikuk parlemen dan pemberitaan media, terdapat sosok-sosok yang memainkan peran strategis secara senyap—menjadi mediator, penyeimbang, dan penjaga harmoni di tengah tarikan berbagai kepentingan. Peran ini pernah dimainkan oleh tokoh legendaris seperti Taufik Kiemas dan Akbar Tanjung. Kini, jejak yang sama terlihat pada Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Memahami kontribusi ketiganya memberi kita wawasan berharga tentang seni berpolitik yang tidak selalu identik dengan sorotan publik, melainkan justru bekerja dalam senyap, di ruang-ruang lobi, untuk menjaga keutuhan dan stabilitas negara. Di sinilah estetika politik Indonesia hadir—elegan, penuh kearifan, dan jauh dari hiruk pikuk sorotan kamera.

Taufik Kiemas: Diplomat Parlemen yang Mengayomi

Sebagai Ketua MPR RI (2009–2014) juga suami dari Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas dikenal luas sebagai tokoh yang hangat dan merangkul semua kalangan. Ia tak hanya memimpin lembaga tinggi negara, tetapi juga menjadi “pengayom” yang mampu menjalin komunikasi dengan berbagai faksi politik. Di era pasca-reformasi yang penuh tantangan, Taufik hadir sebagai juru damai, menjembatani kubu koalisi dan oposisi dengan pendekatan penuh kebijaksanaan.

Ruang-ruang lobi yang senyap menjadi panggung diplomasi efektif baginya. Pendekatannya yang humanis dan jaringannya yang luas menjadikan Taufik Kiemas sosok yang sangat dipercaya. Ia menjaga stabilitas parlemen dan memperkuat fondasi demokrasi di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjadikan lembaga legislatif sebagai ruang dialog, bukan medan konflik politik.

Akbar Tanjung: Juru Lobi Ulung di Masa Transisi

Akbar Tanjung, tokoh senior Partai Golkar dan Ketua DPR RI periode 1999–2004, memainkan peran krusial di masa transisi reformasi. Indonesia saat itu berada dalam ketidakpastian politik dan ekonomi, dengan tuntutan perubahan yang massif. Akbar Tanjung berhasil menjaga soliditas Golkar di tengah krisis, sekaligus menjadi jembatan penting antara pemerintah dan kekuatan politik reformis.

Dengan gaya kepemimpinan yang tenang, ia merumuskan kompromi dan membangun kesepakatan di balik layar. Keahliannya dalam bernegosiasi menjadikannya tokoh sentral dalam menjaga kohesi politik nasional. Ia bukan hanya pemimpin formal, tetapi juga arsitek politik yang lihai mengelola perbedaan tanpa menciptakan konflik terbuka.

Prof. Sufmi Dasco Ahmad: Melanjutkan Tradisi Lobi Senyap

Dalam lanskap politik kontemporer, Prof. Sufmi Dasco Ahmad menempati posisi strategis serupa. Sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2024–2029 dan Ketua Harian Partai Gerindra, Dasco berada di titik temu antara kekuasaan legislatif dan eksekutif. Perannya sangat vital dalam menjaga stabilitas koalisi pemerintah dan mengelola dinamika antarpartai.

Seperti Taufik Kiemas, Dasco dikenal sebagai figur yang komunikatif dan mampu merangkul semua kalangan. Gaya kepemimpinannya yang santai namun sistematis membuatnya mudah diterima lintas fraksi. Dalam banyak momen krusial, ia tampil sebagai penengah yang mampu meredam ketegangan politik dengan pendekatan persuasif.

Seperti Akbar Tanjung, Dasco juga memainkan peran penting sebagai juru lobi dan negosiator. Ia kerap menjadi penghubung utama antara Presiden Prabowo Subianto dan elite politik lainnya. Perannya sangat menonjol dalam meredam isu-isu sensitif, seperti polemik tarif PPN dan harga LPG pada akhir 2024, serta dalam merajut komunikasi strategis lintas partai.

Penjaga Harmoni Politik di Era Baru

Peran Prof. Dasco tidak berhenti di parlemen. Ia juga aktif menyuarakan nilai-nilai kebangsaan, seperti saat menegaskan pentingnya implementasi Pancasila secara konkret pada peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025. Komitmennya terhadap keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat tercermin dalam berbagai kunjungan dan inisiatif ekonomi kerakyatan yang ia dukung.

Dengan kemampuan berpolitik yang senyap namun efektif, Dasco mampu menjaga orkestra kekuasaan tetap harmonis di tengah kompleksitas politik nasional dan global. Ia adalah wajah baru dari tradisi juru damai dan penjaga stabilitas, yang kini dibutuhkan untuk membawa Indonesia melangkah mantap menuju visi Indonesia Emas 2045.

Taufik Kiemas, Akbar Tanjung, dan kini Prof. Sufmi Dasco Ahmad adalah bukti bahwa politik tak selalu tentang suara paling lantang, tetapi tentang ketenangan, kebijaksanaan, dan kemampuan menjalin konsensus. Mereka adalah arsitek senyap yang bekerja untuk kepentingan republik. Dalam sosok Prof. Dasco, kita melihat kelanjutan dari tradisi mulia ini—seorang pemimpin yang menjaga keseimbangan kekuasaan, menjahit perbedaan, dan memastikan bahwa perjalanan bangsa tetap berada di jalur yang rukun dan bermartabat.


Oleh: Rizki, Ketua Umum Pemuda Muslimin Indonesia Pimpinan Wilayah Daerah Khusus Jakarta