General News
Lebih dari 300 Ribu Pengungsi Palestina Kembali ke Gaza Utara Pasca Gencatan Senjata
SPILLS.CO.ID, Jakarta – Lebih dari 300.000 pengungsi Palestina telah kembali ke Gaza Utara setelah perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku, menurut laporan Kantor Media Gaza pada Senin (27/1/2025).
“Lebih dari 300.000 orang yang sebelumnya mengungsi dari wilayah Gaza selatan dan tengah kini kembali ke Gaza dan Gaza Utara melalui Jalan Rashid (barat) dan Salah al-Din (timur), setelah 470 hari,” demikian pernyataan Kantor Media Gaza.
Ratusan ribu warga sipil mulai kembali setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.
Dampak Perang dan Krisis Kemanusiaan
Gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025 ini menghentikan perang yang telah berlangsung selama 15 bulan dan menewaskan lebih dari 47.300 warga Palestina, mayoritas wanita dan anak-anak. Lebih dari 111.400 orang terluka, sementara lebih dari 11.000 lainnya dinyatakan hilang. Perang juga menyebabkan kerusakan luas serta krisis kemanusiaan yang merenggut banyak nyawa, termasuk anak-anak dan lansia.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November 2024 mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).
Warga Gaza Kembali ke Rumah
Warga Palestina yang kembali ke Gaza Utara tampak membawa barang-barang yang mereka miliki, sebagian besar berjalan kaki melalui jalan pantai pada Senin pagi.
“Rasanya luar biasa bisa kembali ke rumah, bertemu keluarga, kerabat, dan memeriksa kondisi rumah, apakah masih ada atau tidak,” ujar Ibrahim Abu Hassera, seorang pengungsi Gaza, kepada AFP.
Israel sempat menahan kepulangan massal warga Palestina dengan alasan bahwa Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata dengan tidak segera membebaskan para sandera. Sementara itu, Hamas menyebut kepulangan warga Palestina ke Gaza Utara sebagai “kemenangan” atas upaya pengusiran paksa mereka.
Kota Gaza sebelumnya termasuk dalam wilayah yang diperintahkan untuk dievakuasi oleh Israel, memaksa ribuan warga mengungsi berulang kali dan berlindung di tenda-tenda.
Kesepakatan Gencatan Senjata dan Pertukaran Tahanan
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mencakup beberapa poin utama, termasuk:
- Pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza.
- Pembebasan ratusan tahanan Palestina dari penjara Israel.
- Peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang. Israel kemudian melancarkan serangan balasan yang menewaskan 47.300 warga Palestina.
Militer Israel mengklaim bahwa dari total korban tewas, 17.000 di antaranya adalah militan Hamas. Saat ini, Hamas diyakini masih menyandera sekitar 100 orang, dengan perjanjian gencatan senjata yang mengharuskan mereka membebaskan 33 orang dalam periode enam minggu, dengan imbalan ratusan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Hingga saat ini, tujuh sandera Israel dan hampir 300 tahanan Palestina telah dibebaskan.