Spills News
Jembatan Gantung Roboh, Guru SD di Cianjur Pertaruhkan Keselamatan demi Tugas
SPILLS.CO.ID, Cianjur – Syarif Hidayat (57), seorang guru di SD Margalaksana, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harus mempertaruhkan keselamatannya demi menjalankan tugas mulianya. Ia terpaksa menyeberangi derasnya aliran sungai setelah Jembatan Gantung Bobojong—akses utama menuju sekolahnya—roboh akibat kerusakan tali sling yang rapuh.
Jembatan Roboh, Aktivitas Warga Terganggu
Jembatan sepanjang 35 meter yang terletak di Kampung Sukaresmi, Desa Girimukti, roboh pada Kamis (9/1/2025) siang. Kerusakan ini membuat jembatan tak lagi dapat dilalui, mengakibatkan gangguan serius bagi warga sekitar.
“Saya cari bagian sungai yang tidak terlalu dalam. Kalau lewat jalan lain, harus memutar jauh, jadi saya memberanikan diri menyeberangi sungai meskipun deras,” ungkap Syarif, Jumat (10/1/2025).
Syarif menambahkan bahwa sebagian besar muridnya tinggal di sekitar sekolah, sehingga tidak perlu menyeberangi sungai. Namun, bagi dirinya dan warga lainnya, kerusakan jembatan sangat menghambat aktivitas sehari-hari.
Insiden dan Kondisi Jembatan
Menurut warga, jembatan sudah terlalu lama digunakan tanpa perawatan yang memadai. Dadan Juhaendi, salah seorang warga, menyebutkan bahwa insiden terjadi saat beberapa warga dan pelajar melintas. Tiga orang mengalami luka ringan akibat terjatuh dari jembatan.
“Setiap hari, jembatan ini dilalui sekitar 300 kendaraan bermotor. Sekarang, warga harus memutar jauh untuk mencapai desa lain,” ujar Dadan.
Jembatan Bobojong adalah akses vital yang menghubungkan beberapa kampung dan desa di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Cibeber. Kondisinya yang memprihatinkan telah lama menjadi kekhawatiran warga, terutama karena banyak anak-anak sekolah yang bergantung pada jembatan tersebut.
“Kasihan anak-anak sekolah. Mereka harus memutar jauh, apalagi bagi keluarga yang tidak memiliki kendaraan,” tambah Dadan.
Langkah Pemerintah dan Harapan Warga
Warga telah melaporkan kerusakan jembatan kepada pemerintah desa. Pihak desa berjanji akan segera melakukan pengecekan dan perbaikan agar aktivitas masyarakat, termasuk para siswa dan guru, dapat kembali berjalan normal.
Sementara itu, perjuangan Syarif Hidayat dan warga lainnya menjadi simbol dedikasi dan semangat untuk pendidikan, meski di tengah keterbatasan. Keberanian Syarif menyeberangi sungai demi tugasnya sebagai guru mencerminkan tekad kuat untuk terus mendidik generasi muda meski menghadapi tantangan besar.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan, karena jembatan ini sangat penting bagi warga, terutama anak-anak sekolah,” kata seorang warga.
Hingga jembatan diperbaiki, warga setempat hanya bisa bersabar dan mengandalkan solusi sementara demi melanjutkan kehidupan sehari-hari.