Connect with us

General News

Israel Kembali Lancarkan Serangan, Ratusan Warga Palestina Terbunuh

REUTERS/Hatem Khaled

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (18/3/2025) dini hari, melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang telah berlaku sejak 19 Januari lalu. Pemerintah Israel menyatakan bahwa serangan ini dilakukan setelah Hamas “berulang kali menolak membebaskan sandera kami.”

Serangan ini terjadi di tengah mandeknya pembicaraan tahap kedua gencatan senjata dengan Hamas. Israel menegaskan akan bertindak dengan “kekuatan militer yang lebih besar” terhadap Hamas.

Serangan Besar ke Seluruh Gaza

Militer Israel menyatakan bahwa serangan udara ini menargetkan berbagai lokasi di Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza, Deir al-Balah, Khan Younis, dan Rafah. Beberapa saksi mata melaporkan rentetan ledakan dan melihat pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara yang disebut sebagai yang terbesar sejak gencatan senjata diberlakukan.

Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 200 orang tewas akibat serangan ini, dengan banyak korban di antaranya adalah anak-anak. Namun, jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah karena serangan masih berlangsung.

Israel Klaim Serangan Diperlukan

Militer Israel mengeklaim serangan ini ditujukan terhadap komandan militer Hamas, pejabat kepemimpinan, dan infrastruktur kelompok tersebut. Pejabat Israel juga menyatakan bahwa Hamas telah menolak berbagai proposal dari mediator AS, Steve Witkoff, serta perwakilan Mesir dan Qatar.

“Israel mulai sekarang akan melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat,” ujar pemerintah Israel dalam pernyataannya.

Hamas: Israel Langgar Kesepakatan

Hamas menuding Israel telah membatalkan kesepakatan gencatan senjata, sehingga nasib 59 sandera yang masih ditahan di Gaza menjadi tidak jelas. Hamas juga menyerukan kepada para mediator untuk meminta Israel bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.

“Kami menuntut mediator meminta Netanyahu dan kependudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas pelanggaran dan pembatalan kesepakatan,” tegas Hamas.

Negosiasi yang Gagal dan Tekanan Internasional

Tim negosiasi dari Israel dan Hamas sebelumnya telah berada di Doha untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata dengan mediasi Mesir dan Qatar. Israel, dengan dukungan AS, menekan Hamas agar membebaskan 59 sandera yang masih ditahan dengan imbalan gencatan senjata jangka panjang yang direncanakan berlangsung setelah Ramadan dan Paskah Yahudi pada April.

Namun, Hamas bersikeras mengupayakan gencatan senjata permanen yang mencakup penghentian perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Di Washington, juru bicara Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Israel telah berkonsultasi dengan pemerintah AS sebelum meluncurkan serangan ini.

Situasi Kemanusiaan Memburuk

Sejak serangan dimulai, ribuan warga Gaza kehilangan tempat tinggal dan tinggal di penampungan sementara. Beberapa bangunan hancur akibat serangan, termasuk rumah-rumah di Deir al-Balah serta bangunan di utara Kota Gaza.

Israel juga dikritik karena memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, memperburuk kondisi warga yang sudah mengalami krisis akibat perang berkepanjangan.

Dengan situasi yang semakin memburuk, berbagai pihak internasional mendesak Israel dan Hamas untuk kembali ke meja perundingan guna menghindari eskalasi lebih lanjut di Jalur Gaza.