Connect with us

Education

DPR RI Usulkan Gerakan Siswa Wajib Baca 15-30 Menit Sebelum Belajar

Unsplash/Josh Applegate

SPILLS.CO.ID, Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI, Gamal Albinsaid, mengusulkan agar pemerintah dan sekolah-sekolah menerapkan gerakan literasi dengan mewajibkan seluruh siswa membaca selama 15–30 menit sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai. Menurutnya, gerakan seperti ini lebih efektif daripada kegiatan literasi yang bersifat seremonial.

“Kita harus menggerakkan literasi yang luwes dan lugas, misalnya dengan mewajibkan seluruh siswa membaca selama 15–30 menit pada pagi hari sebelum pelajaran dimulai, serta mengintegrasikan literasi ke dalam pembelajaran,” kata Gamal dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (14/11/2024)

Langkah ini, ujar Gamal, sangat penting untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data UNESCO, hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat baca.

Selain itu, laporan The World Most Literate Nation Ranking dari Central Connecticut State University (CCSU) di Amerika Serikat menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 60 negara terkait literasi.

Gamal menyebut rendahnya minat baca anak-anak Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti aksesibilitas, penggunaan teknologi yang berlebihan, serta kurangnya budaya literasi. “Kita harus melakukan percepatan yang akseleratif dalam mengembangkan literasi Indonesia,” tegasnya.

Selain membaca sebelum belajar, Gamal juga menyarankan pemerintah dan pihak terkait untuk menyediakan perpustakaan di tempat-tempat umum, seperti pasar, terminal, pesawat, bus, kereta api, penjara, kafe, dan mal.

Ia menambahkan bahwa apresiasi atau penghargaan atas kemajuan literasi juga perlu diberikan, serta mendorong pemberian hadiah berupa buku, mengadakan kunjungan rutin ke perpustakaan, dan menugaskan siswa untuk membaca secara teratur.

Gamal juga mengusulkan kegiatan menulis setelah membaca atau membuat resume buku, memberikan tugas membaca, serta melaksanakan bedah buku secara rutin. Dalam pandangannya, untuk membangun budaya membaca, penting bagi Indonesia untuk memberikan alasan yang membuat anak-anak merasa “haus” akan pengetahuan.

“Tugas guru, orang tua, dan kita semua bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi menjadi inspirator dan fasilitator agar anak-anak memiliki minat dan budaya membaca. Mari kita mulai dari rumah dan ruang kelas masing-masing,” tutupnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *