Connect with us

Spills News

BPBD Cianjur Tetapkan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi hingga Mei 2025

SPILLS.CO.ID, Cianjur – Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi.

Status ini akan berlangsung selama tujuh bulan, terhitung mulai 24 Oktober 2024 hingga 31 Mei 2025, guna mengantisipasi peningkatan risiko bencana alam yang disebabkan oleh curah hujan tinggi.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmana Wijaya, menyatakan bahwa proses penetapan status siaga kebencanaan saat ini sedang menunggu Surat Keputusan (SK) dari bagian Hukum Sekretariat Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Cianjur.

“Penetapan status siaga kebencanaan ini diharapkan dapat memperkuat kesiapsiagaan dan penanganan potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Cianjur,” kata Asep pada Senin (11/11/2024).

Asep mengungkapkan bahwa BPBD Cianjur telah memastikan kesiapan berbagai peralatan dan perlengkapan penanggulangan bencana untuk menghadapi musim hujan akhir tahun ini.

Peralatan seperti gergaji mesin dan perahu karet telah diperiksa dan dipastikan dalam kondisi baik. Selain itu, BPBD telah menyiagakan personel yang siap bertugas selama 24 jam.

“Untuk menghadapi situasi darurat, kami juga telah menyiapkan enam tenda pengungsian berukuran besar yang bisa segera digunakan jika diperlukan,” jelasnya.

Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, BPBD akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Dinas Sosial, dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Cianjur. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok makanan dan kebutuhan dasar lainnya bagi para pengungsi jika terjadi bencana alam.

“Kami dari BPBD fokus pada penanganan teknis bencana. Untuk bantuan pangan dan kebutuhan lainnya, koordinasi akan dilakukan dengan lembaga terkait untuk memastikan semua kebutuhan pengungsi dapat terpenuhi,” ungkap Asep.

Menurut Asep, hampir seluruh wilayah Kabupaten Cianjur masuk dalam kategori rawan bencana hidrometeorologi, terutama selama musim hujan. Wilayah Cianjur Selatan dikenal memiliki risiko tinggi terhadap tanah longsor, mengingat kondisi geografisnya yang berbukit.

Sementara itu, Cianjur Utara juga berpotensi mengalami tanah longsor, dan banjir dapat terjadi di berbagai daerah, termasuk di kawasan perkotaan.

“Potensi tanah longsor sangat tinggi di wilayah Cianjur Selatan dan Utara, sedangkan banjir dapat mengancam hampir semua wilayah di Kabupaten Cianjur, khususnya di daerah yang lebih padat penduduk,” terang Asep.

Asep mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana alam, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah-wilayah rawan. Ia meminta warga agar selalu waspada dan segera melaporkan kejadian yang berpotensi menimbulkan bencana kepada pihak berwenang.

“Dengan penetapan status siaga bencana ini, kami berharap masyarakat lebih siap dan waspada menghadapi berbagai kemungkinan bencana. Kerjasama antara masyarakat dan BPBD sangat penting untuk mengurangi dampak bencana,” tutupnya.